WAHANAINFO.COM– Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Pematangsiantar, turut menyemarakkan Dies Natalis PMKRI nasional ke-75 tahun. Perayaan diwarnai dengan sejumlah kegiatan mulai dari ibadah, seremonial sidang dies natalis, dan diskusi publik, berlangsung di Ruang Serbaguna, komplek kantor walikota Pematangsiantar, Rabu (25/5/2022).
Acara diawali dengan Misa bersama, dipimpin Pastor Iwan Lumban Gaol, OFM.Cap. Dalam khotbahnya Pastor Iwan menekankan, usia PMKRI yang sudah 75 tahun, harus disambut dengan rasa syukur.
“Capaian usia sejauh ini, harus menambah motivasi kita ber-PMKRI,” ucap Pastor Iwan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Sidang Pembukaan Dies Natalis, yang dipimpin Ketua Presidium PMKRI Pematangsiantar Edis Galingging.
Pada kesempatan itu, Staf Ahli Wali Kota Pematangsiantar Heppy Oikumenis Daely dalam sambutannya mewakili walikota menyampaikan, PMKRI senantiasa harus tetap menjadi organisasi mahasiswa, yang turut berkontribusi lewat ide dan gagasan, untuk pembangunan bangsa.
“Rasa syukur bagi kita semua pada acara penting ini. PMKRI menjadi organisasi bagi mahasiswa, yang turut memperhatikan dan memberikan sumbangan ide pemikiran bagi kemajuan bangsa kita,” ujarnya.
Diskusi Publik Menyangkut Peran Legislatif
Acara puncak diisi dengan diskusi publik berthema “Sejauh Mana Peran Legislatif Dalam Pembangunan Daerah”.
Diskusi ini menampilkan empat narasumber yakni Ketua Presidium PMKRI Pematangsiantar Edis Galingging, Wakil Direktur Pasca Sarjana Universitas Simalungun Dr. muldri Pasaribu, SH., MH, mantan anggota DPRD Sumut Richard Sidabutar, dan anggota DPRD Pematangsiantar Astronout Nainggolan, dipandu pengurus PMKRI Pematangsiantar Paska Simanjuntak.
Edis Galingging dalam pemaparannya mengatakan, thema diskusi ini cukup menarik, karena sedikit berbeda dari thema yang kerap dibahas. Selama ini, kata Edis, mahasiswa lebih sering membahas eksekutif, tapi minim untuk melihat bagaimana sebenarnya peran legislatif. Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan, legislatif jangan hanya berkutat pada fungsi secara umum yakni pengawasan, anggaran, dan membuat aturan.
“Harus lebih dari itu, agar pembangunan tercipta dengan baik,” tegas Edis.
Dari aspek akademis, Dr. Muldri Pasaribu, SH, MH menekankan, untuk mewujudkan pembangunan yang berkualitas, dibutuhkan regulasi yang mengandung asas yang jelas arahnya. Ini merupakan salah satu tugas dari legislatif. Selain itu, sebagai wakil rakyat, kata Muldri, anggota legislatif juga harus memanfaatkan kegiatan reses dengan baik, untuk menampung aspirasi rakyat.
Sementara itu, Richard Sidabutar lebih menekankan pemaparannya dari aspek pengalaman selaku orang yang pernah menjadi anggota DPRD. Dia menyampaikan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang cukup besar di suatu daerah seperti Sumut, seyogianya sudah bisa menciptakan pembangunan yang mumpuni.
“APBD yang hampir mencapai 1 triliun (rupiah) adalah cukup banyak. Tapi, apakah akan terealisasi dengan baik? Itu harus menjadi perhatian dari kita, terutama dari kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Sebagai pamungkas, Astronot Nainggolan menyampaikan, dirinya sangat bersyukur dapat tampil sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Selaku anggota DPRD, kata Astronout, diskusi seperti ini juga merupakan tugas dari wakil rakyat, untuk menampung aspirasi dari mahasiswa, sebagai bagian dari masyarakat.
“Selaku wakil rakyat, saya sangat senang bisa diundang oleh teman-teman mahasiswa. Karena, ini juga merupakan tugas kami selaku wakil rakyat,” ujarnya.
Penulis : PMKRI P. Siantar
Editor : Candra Malau