WAHANAINFO.COM – Kapolsek Sidamanik AKP. Eli Nababan, tidak bersedia memberi penjelasan melalui sambungan telepon, saat dikonfirmasi mengenai kasus pengrusakan fasilitas di Pemandian Bah Damanik, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Eli menyuruh wartawan untuk datang langsung ke kantor.
“Ke kantor saja pak, biar dijelaskan,”jawabnya, membalas pesan Whatsapp yang dikirim Wahanainfo.com, Senin (30/5/2022).
Saat awak media mencoba menghubungi lagi melalui telepon seluler, kapolsek mengaku sedang sibuk menyetir mobil dalam perjalanan menuju kegiatan vaksin.
“Lagi nyetir pak. Mau vaksin,” katanya.
Diminta agar setelah vaksin dapat dihubungi, Kapolsek kembali meminta wartawan datang kekantor.
“Ke kantor saja ya pak. Biar saya jelaskan,” pungkasnya.
Sebelumnya, keturunan Oppung Naihorsik (Partuanon Sidamanik), Parulian Damanik, mengaku sangat prihatin dan menyayangkan sikap Kapolsek karena terkesan melindungi para pelaku pengrusakan.
Pasalnya, pada saat dilaporkan ke Polsek Sidamanik, laporan tersebut ditolak dengan alasan pelapor tidak memiliki alas hak. Sementara sudah jelas bahwa lokasi pemandian Bah Damanik itu adalah warisan peninggalan Oppung Naihorsik yang diwariskan secara turun temurun.
“Bagaimana mungkin bisa pendatang dikampung ini mengkalim itu adalah miliknya? Mereka menganggarkan massa mengintimidasi kami. Kami meminta perlindungan dengan cara melaporkan kasus ini, tapi polisi tidak ada tindakan,” ungkap Parulian diaminkan sejumlah keturunan Oppung Naihorsik lainnya.
Yang paling menyedihkan, lanjut Parulian, pemandian Bah Damanik merupakan daerah sakral yang dahulunya menjadi tempat Oppung Naihorsik melakukan ritual menyampaikan persembahan kepada sang pencipta (menyuguhkan sesajen). Kesakralan lokasi itu seharusnya tetap terjaga karena bagian dari warisan budaya leluhur partuanon Sidamanik. (Jos)