WAHANAINFO.COM, MEDAN – Sekretaris DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Sumut, Maruli Manogang Purba, menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mencalonkan Bobby Nasution dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2024.
Penegasan ini disampaikan Maruli saat ditanya sejumlah wartawan terkait keinginan Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden Joko Widodo itu sebagai kandidat calon Gubsu Periode 2024-2029 mendatang.
Maruli menjelaskan, bahwa kader Banteng Muda Indonesia memiliki banyak pertimbangan, dan mereka meminta agar DPP PDI Perjuangan tidak mengusung Bobby sebagai calon gubernur.
“Sekali lagi, kami menegaskan penolakan terhadap pencalonan Bobby Nasution dan kami akan menyerahkan kepada DPP untuk tidak merekomendasikan Bobby Nasution sebagai calon gubernur,” ujar Maruli, Jumat (22/3).
Penolakan terhadap Bobbi lantaran Maruli menyoroti keengganan beberapa tokoh Sumatera Utara untuk maju dalam Pilgubsu, terutama dengan adanya kekhawatiran akan ketidakadilan dalam kompetisi, khususnya terkait kehadiran Bobby Nasution sebagai menantu Presiden Joko Widodo.
“Sekilas, dalam pandangan hukum, tidak ada yang salah dengan majunya Bobby. Namun, kita harus melihat dinamika demokrasi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini,” tambahnya.
Di samping itu, kekhawatiran akan dominasi politik dinasti juga menjadi perhatian serius bagi BMI Sumut, terutama dengan kemunculan rencana partisipasi istri Bobby, Kahiyang Ayu, dalam kontes pilkada.
“Dalam pandangan regulasi, mungkin tidak ada masalah, tapi dalam pandangan keadilan demokrasi, ini tidak benar. Apakah kita akan membiarkan dinasti politik?” ujar Maruli dengan tegas.
Selain itu, Maruli juga mengapresiasi kesiapan eks Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, untuk maju dalam Pilgubsu.
Menanggapi langkah Edy Rahmayadi untuk maju dalam pilgubsu, Maruli mengapresiasi keberaniannya sebagai upaya melawan politik dinasti yang ingin berkembang di Sumatera Utara.
“Tentu kita mengapresiasi keberanian Pak Edy Ramayadi. Beliau berani melawan arus politik dinasti yang ingin diperkenalkan dalam kepemimpinan Sumatera Utara,” ujarnya.
Dia juga mencatat kerjasama baik antara Edy Rahmayadi dan PDIP Sumatera Utara sebagai indikasi bahwa tidak ada resistensi terhadap kepemimpinan Edy.
“Kolaborasi yang baik antara Pak Edy Ramayadi dan PDIP Sumatera Utara menunjukkan bahwa tidak ada resistensi terhadap kepemimpinan Edy,” jelasnya.
Namun, Maruli menegaskan bahwa keputusan akhir PDIP akan ditentukan oleh DPP dan DPD, meskipun suara dari kader muda PDI Perjuangan cenderung lebih memilih Edy Rahmayadi daripada Bobby Nasution.
“Dalam segala hal, kami akan tetap menghormati keputusan partai, sambil tetap menyampaikan sikap kami sebagai suara dari kaukus muda atau kader muda partai,” pungkas Maruli mengakhiri. (Red/Jos)