SIANTAR- Babak penyisihan Simalungun Art Festival yang diselenggarakan DPP Korps Senior Himapsi Korda Pematang Siantar, berlangsung selama tiga hari sejak hari Senin sampai Rabu (16-18 Oktober) di pelataran Museum Simalungun, Jalan Sudirman Pematang Siantar.
Jumlah pendaftar pada kegiatan tersebut sangat banyak. Pendaftar lomba cipta lagu mars Kota Pematang Siantar sebanyak 25 peserta, lomba tarian Simalungun tingkat SD 84 peserta dan vokal solo tingkat SMP dan SMA sebanyak 124 peserta.
Ketua Panitia Simalungun Art Festival, Rado Damanik pada saat pembukaan babak penyisihan menjelaskan bahwa organisasi Korps Senior Himapsi bukanlah lembaga yang berorentasi penuh terhadap pengembangan talenta anak peserta didik atau lembaga sertifikasi talenta anak. Namun Korps Senior Himapsi merupakan lembaga yang terpanggil untuk memberdayakan dan melestarikan budaya Simalungun sebagai warisan budaya nasional khususnya di Kota Pematang Siantar dan Simalungun.
“Sebagai lembaga yang terpanggil untuk melestarikan budaya Simalungun, maka Korps Senior Himapsi (KSH) sadar untuk melakukan edukasi sejak dini terhadap perserta didik untuk membuka ruang belajar mengenal dan melestarikan budaya Simalungun,” sebut Rado Damanik.
“Salah satu cara mengedukasi budaya Simalungun, sebagaimana yang diprogramkan KSH adalah pengenalan budaya Simalungun melalui hobbi peserta didik,” tambahnya.
Tokoh muda Simalungun itu melanjutkan, KSH merasa perlu melakukan pendekatan budaya dengan memberikan ruang dan waktu agar dapat sama-sama belajar budaya Simalungun, sehingga kedepan para peserta didik lebih dekat dan cinta akan budaya Simalungun.
“Berdasarkan alasan tersebut, maka kegiatan Festival Simalungun Art bukanlah kegiatan yang lebih menonjolkan kompetisi, tetapi lebih kepada pengenalan edukasi dan pelestarian budaya Simalungun ditingkat satuan pendidikan,” jelas mantan Ketua Umum Himapsi itu.
Dia menambahkan, diatas niat baik, panitia menyadari bahwa banyak kekurangan panitia dalam mensukseskan kegiatan Festival Simalungun Art tersebut. Kepada seluruh peserta,dia mengajak agar lebih berpikir objektif dan tidak memandang dari satu sisi kompetisi saja, tetapi lebih melihat bahwa ini adalah kegiatan pelestarian budaya lokal sebagai budaya bangsa.
“Maka kami yakin kita bisa memaklumi dan memahami bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab KSH, tetapi tanggung jawab kita bersama, terutama kita yang sudah diberikan talenta oleh Sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa”.
“Karena seni musik dan seni tari adalah salah satu cara yang paling ampuh mengenalkan budaya Simalungun kepada peserta didik. Untuk Itu kami mohon kerjasama bapak/ibu rekan juang untuk mensukseskan dan mendukung penuh acara Festival Simalungun Art, demi kelestarian budaya Simalungun sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Diateitupa!,” pungkas Rado Damanik, disambut tepuk tangan seluruh hadirin. (Jos)