WAHANAINFO.COM-Menyambut Dies Natalis PMKRI Sanctus Thomas Aquinas Ke-75 Tahun tanggal 25 Mei 2022 mendatang, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi menggelar diskusi dengan topik “Refleksi Dies Natalis Ke-75 Tahun PMKRI: Dulu, Kini, dan Akan Datang”. Diskusi ini dilakukan secara online, Kamis (19/5/2022) malam.
Tampil sebagai narasumber dalam diskusi ini Ketua Presidium PMKRI Cabang Palu David Sukker, Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) Pengurus Pusat PMKRI Periode 2020-2022 Alboin Samosir, dan Ketua Presidium PP PMKRI Periode 2002-2004 Restu Hapsari. Diskusi dimoderatori Ketua Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) PMKRI Cabang Pematangsiantar Periode 2021-2022 Dian Sany Siagian.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi Periode 2021-2022 Edis Galingging dalam sambutan pembukaan diskusi menyampaikan, topik diskusi ini sangat tepat diangkat. Hal ini mengingat saat ini usia PMKRI tergolong sudah cukup matang. Karena itu, perlu refleksi menyangkut bagaimana PMKRI di masa yang akan datang.
“Transformasi Gerakan ke depan perlu dilakukan oleh organisasi PMKRI, melihat kemajuan teknologi yang cukup cepat,” ucap Edis.
David Sukker dalam pemaparannya menekankan, kader-kader PMKRI harus tetap kritis dan mengambil peran penting dalam memberikan kritikan, bila ada suatu permasalahan kebangsaan.
“Cabang-cabang PMKRI di seluruh Indonesia harus tetap di garis pergerakan dalam menanggapi isu-isu nasional,” tegasnya.
Narasumber berikutnya, Alboin Samosir, menyampaikan bahwa saat ini PMKRI perlu melakukan pola gerakan yang berbeda, seiring dengan pesatnya kemajuan dalam peradaban manusia, salah satunya dalam bidang teknologi.
“Kader-kader PMKRI harus beriringan dengan teknologi, dan menjadikan media sosial menjadi sarana untuk mengedukasi orang banyak,” katanya.
Sementara itu, Restu Hapsari dalam diskusi dimaksud menyampaikan, saat ini PMKRI sedang melakukan transformasi gerakan. PMKRI juga sudah mencapai 88 cabang di seluruh Indonesia.
“Perlu kesolidan tiap-tiap kader PMKRI dan database anggota yang cukup baik,” ucapnya.
Restu Hapsari menambahkan, kader PMKRI bukan harus masuk partai politik bila sudah selesai ber-PMKRI. Akan tetapi, harus bisa masuk ke segala elemen.
“Bisa menjadi pengusaha, akademisi, wartawan, dan masih banyak lagi,” tutup perempuan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen Internal DPP PDI Perjuangan dan Sekjend DPP Taruna Merah Putih tersebut.
Penulis : Siaran Pers PMKRI P.Siantar
Editor : Candra Malau