Medan, — Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persaudaraan JAWA BATAK TIONGHOA Sumatera Utara ( PEJABAT SUMUT ), Budi Susanto, SH, menegaskan bahwa penangkapan sejumlah aktivis mahasiswa baru-baru ini di Kota Medan merupakan upaya yang sistematis untuk membunuh demokrasi. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di kantor DPW Persaudaraan JAWA BATAK TIONGHOA – PEJABAT SUMUT pada Kamis (8/8/2024) di Jalan Yos Sudarso Medan
Menurut Budi Susanto, penangkapan ini memiliki motif yang mendalam dan terarah untuk mengekang kebebasan berpendapat serta menghilangkan suara-suara kritis yang selama ini aktif mengawasi dan menantang kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan pemerintahan Kota Medan.
“Apa yang terjadi sekarang jelas menunjukkan adanya upaya untuk meredam kritik dan menutup akses terhadap demokrasi yang sehat di Medan,” ujar Budi Susanto dalam keterangan persnya.
Budi Susanto juga menyoroti adanya dugaan bahwa tindakan penangkapan ini merupakan bagian dari strategi untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting yang sedang berkembang, termasuk kasus Blok Medan yang saat ini menjadi perhatian banyak pihak. Ia menilai bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk pengalihan isu yang sengaja diatur untuk melindungi kepentingan tertentu.
“Penangkapan aktivis mahasiswa ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang peduli terhadap demokrasi. Kami meminta agar proses hukum dilakukan dengan transparan dan adil, serta mendesak agar para aktivis yang ditahan segera dibebaskan,” tegas Budi Susanto.
DPW Persaudaraan JAWA BATAK TIONGHOA – PEJABAT SUMUT juga menyerukan kepada masyarakat dan lembaga-lembaga terkait untuk lebih aktif memantau situasi dan memastikan bahwa hak-hak demokratis tetap terjaga. Dalam kesempatan yang sama, Budi Susanto menekankan pentingnya solidaritas dalam menghadapi situasi ini agar prinsip-prinsip demokrasi tetap terpelihara di Kota Medan. (rel)